
Selasa, 30 Maret 2010
Niat Menyaingi Artis Marissa Haque, Ratu Atut Chosiyah Bolak-balik ke Singapura Oplas

Sebelum Operasi ketiga, Koleksi Rumah Sakit Kandang Kerbau Singapura, Ratu Atut Tomet.

Jaringan kasus pidana ijazah palsu Ratu Atut Chosiyah dari Universitas Borobudur Jaktim
Korupsi Bapanya Ratut Atut Chosiyah di Pandeglang, Banten 2010

Setelah Mensos Masuk Penjara Cipinang Kapan Ratu Atut Menyusul ya?

Setelah Mensos MAsuk Penjara Cipinang Kapan Ratu Atut Menyusul ya?
Kata Mensos Bachtiar Chamsah kepada Ratu Atut Chosiyah adalah Merampok dengan Santun serta Islami! Karena rakyat Indonesia khususnya Banten sangat naif dan lugu dengan segala yang santun dan Islami gampang sekali dibodohi saran sang Mensos yang tersangkut kasus merampok dana pengadaan sapi.
Setelah Mensos Masuk Penjara Cipinang Kapan Ratu Atut Menyusul ya?
Katakan tidak pada upaya merampok dengan cara menjual Islam sperti ini, gara tidak durhaka kita semua masuk dalam distibusi ke neraka.
Sampai propinsi paling ujung di Banten, tangan Presiden SBY sengaja tak merasa perlu membereskan korupsi besar disni karena katanya hanya 5% dari seluruh kerugian negara saja.
Menurut Presiden SBY dikatakan bahwa Ratu Atut Chosiyah itu adalah aset negara, dan gugatan Marissa Haque dan Zulkieflimansyah diamkan saja. Karena mereka hanya debu kecil tak berharga yang sebentar lagi juga mati mereka semua.
Laoran Marissa Haque dan Zulkieflimansyah (PKS dan PDI) atas Pilkada Banten 2006
Warga Banten Desak Digelar Pilkada Susulan

Rabu, 29 November 2006, 05:21:16 WIB
Protes Ke KPUD Gara-gara Tak Bisa Nyoblos Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Tertindas (ART), kemarin mendatangi kantor KPUD Banten. Mereka menuntut digelar Pilkada susulan karena banyak warga yang tidak bisa mencoblos, gara-gara tidak memiliki kartu pemilih.
“PENCOBLOSAN susulan harus diadakan, jika tidak pencoblosan kemarin tidak sah,” teriak salah seorang demonstran. Sementara itu, H.M Mirkibi salah seorang demonstran juga ikut berteriak-teriak di hadapan aparat sambil menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP). “Saya ini asli penduduk Serang dan saya juga punya KTP yang masih berlaku, kenapa bisa tak terdaftar dalam Pilkada ini,” teriaknya. Setelah beberapa saat berorasi, Koordinator Aksi Fauzi Rohman bernegosiasi dengan aparat.
Akhirnya empat orang perwakilan demonstran yakni Mirkibi, warga Sumur Pecung, Serang, Solehah, Supiah dan Tuminem warga Kampung Baru, Kelurahan Kadungan, Serang diizinkan masuk dan diterima anggota KPU Banten HM Sochari. Menurut Mirkibi dirinya sudah melaporkan hal ini ke pengurus RW dan RT setempat, tetapi tidak ada tanggapan sama sekali. Lalu ia meneruskan laporannya ke kelurahan, namun tetap tidak ada tanggapan. Padahal, menurut Mirkibi waktu pemilihan bupati, dan Pilpres dirinya terdaftar dan bisa nyoblos.
“Ini sangat tidak adil, saya pun berhak ikut menentukan nasib Banten,” jelasnya. Hal yang sama juga diungkapkan Solehah. Menurutnya, di keluarganya terdapat empat orang yang seharusnya terdaftar dan bisa nyoblos, tetapi kali ini tak satupun bisa nyoblos. “Kalau terlewat satu orang sih saya maklum, tetapi ini semuanya nggak terdaftar,” tuturnya. Peristiwa yang lebih parah dialami oleh Supiah, sembilan anggota keluarganya tak satu pun bisa nyoblos dan hanya bisa gigit jari saat coblosan. Bahkan salah satu perwakilan demonstran menuturkan di perumahan Taman Banten Lestari, Kelurahan Unyur tepatnya di RT 4/RW 16 seharusnya lebih dari 100 orang bisa nyoblos tapi lagi-lagi tak dapat nyoblos karena tak masuk dalam DPT.
Menanggapi keluhan warga tersebut, Sochari berjanji KPUD akan menindaklanjuti hal ini dan KPUD akan bekerja sama dengan pihak lain untuk mencari solusi. “Kami tidak bisa memutuskan sendiri mengenai masalah ini, kami harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak lain,” jelasnya. Sochari juga meminta perwakilan demonstran untuk mendata warganya yang tidak terdaftar dalam DPT tetapi perwakilan demonstran menolak hal itu, mereka menilai pendataan itu bukan tugas mereka. RM
Kegagalan SBY di Banten adalah CIntanya kepada Ratu Atut CHosiyah
.jpg)
Kejahatan Pidana Ijazah Aspal Ratu Atut Masih dalam Proses Diepriksa Kapolri Jend Pol Bambang Dahuri
Kejahatan Pidana Ijazah Aspal Ratu Atut Masih dalam Proses Diperiksa Kapolri Jend Pol Bambang DahuriMarissa Haque: Saya Masih Melawan Atut

Jumat, 01 Desember 2006, 10:05:51 WIB
Jakarta, Rakyat Merdeka. Upaya artis Marissa Haque menjadi orang nomor dua di Provinsi Banten, tampaknya, semakin sulit terpenuhi. Sebab, perolehan suara bersama pasangan pasangannya Zulkieflimansyah dalam pemilihan gubernur Banten terus tertinggal dari pasangan umbent Ratu Atut Chosiyah-HM Masduki. Setidaknya, perolehan suara tersebut berdasar hasil penghitungan sementara KPUD Banten yang ditutup Kamis kemarin.
Bagaimana komentar Marissa? Sayangnya, istri rocker Ikang Fawzi itu enggan diwawancarai dirumahnya di Jalan W.R. Supratman, Ciputat, Tangerang, Banten. Sekilas, rumah dua lantai bercat kuning tersebut tampak lengang, tanpa pengamanan ketat dan jauh dari kebisingan. Di halaman depan rumah yang berdiri di atas lahan sekitar 25 meter x 60 meter itu, terpasang bendera kebesaran PDIP. "Bendera PDIP memang selalu dipasang di depan rumah itu," kata Sarwidi, pedagang makanan keliling yang setiap hari melintas di depan rumah Marissa. Di sudut lain halaman rumah tersebut, tampak diparkir dua mobil, yakni jenis Volvo 960 bernomor polisi B 1510 MF dan Toyota Avanza B 1147 QX. Kedua mobil itu ditempeli stiker bergambar Zulkiefli-Marissa. Saat tombol bel rumah tersebut dipencet, keluar pria yang mengaku bernama Bambang, asisten Marissa. "Mau ketemu ibu, Mas?" ujarnya. Dia menyatakan, Marissa baru masuk ke rumah setelah mengikuti kuliah program doktoral di IPB (Institut Pertanian Bogor). Dia menjelaskan, saat itu, Marissa sedang beristirahat, sehingga tidak bisa diganggu. "Ibu sedang beristirahat. Apalagi, hari ini, beliau puasa Senin-Kamis. Jadi, butuh istirahat ekstra," katanya. Akhirnya, jawaban hanya diperoleh melalui pesan singkat seluler. "Perjuangan saya melawan kezaliman belum sampai di puncak," ungkap Marissa melalui salah satu SMS balasannya.
"Saya hanya bersedia diwawancara setelah perjuangan saya berhasil," demikian bunyi SMS Marissa berikutnya. "Saya masih melawan si Atut, never give up," tegasnya. Marissa memiliki alasan tersendiri menolak diwawancarai wartawan. "Hampir semua media cetak memelintir ucapan saya," jelasnya. Akhirnya Marissa mengirimkan SMS lagi. "Pulanglah wahai saudaraku, nanti saya kabari bila jawaban dari Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung telah kudapatkan," ungkapnya. Menurut jadwal, Mendagri M. Ma’ruf dan Men PAN Taufiq Effendi akan menerima Marissa pada Senin mendatang. "Allahu Akbar," kata Marissa dalam SMS terakhir. jpnn

