Makelar Reskrim Polda Metro Jaya (Diduga)

Makelar Reskrim Polda Metro Jaya (Diduga)
Kongkalikong Dugaan Masy Banten Ratu Atut Chosiyah dan Kapolda Metro Jaya

Mapolda Metro Jaya, Ratu Atut Chosiyah Menjalankan 6 Jam Pemerikasaan

Mapolda Metro Jaya, Ratu Atut Chosiyah Menjalankan 6 Jam Pemerikasaan
Korupsi di Banten & Ijazah Aspal saat Pilkada Banten 2006 Lalu Ratu Atut Chosiyah

Kapolri Bambang Dahuri & Presiden SBY Membiarkan Perampok Menyamun Banten

Kapolri Bambang Dahuri & Presiden SBY Membiarkan Perampok Menyamun Banten
Kapolri Bambang Dahuri & Presiden SBY Membiarkan Perampok Menyamun Banten

Keluarga Perampok Banten Kongsi Presiden SBY

Keluarga Perampok Banten Kongsi Presiden SBY
Chasan Sochib, Ratu Atut Chosiyah, Wawan Sochib, Airin Rachmi DIany Perampok Banten

Selasa, 30 Maret 2010

Kejahatan Pidana Ijazah Aspal Ratu Atut Masih dalam Proses Diepriksa Kapolri Jend Pol Bambang Dahuri

Kejahatan Pidana Ijazah Aspal Ratu Atut Masih dalam Proses Diperiksa Kapolri Jend Pol Bambang Dahuri

Marissa Haque: Saya Masih Melawan Atut

Jumat, 01 Desember 2006, 10:05:51 WIB

Jakarta, Rakyat Merdeka. Upaya artis Marissa Haque menjadi orang nomor dua di Provinsi Banten, tampaknya, semakin sulit terpenuhi. Sebab, perolehan suara bersama pasangan pasangannya Zulkieflimansyah dalam pemilihan gubernur Banten terus tertinggal dari pasangan umbent Ratu Atut Chosiyah-HM Masduki. Setidaknya, perolehan suara tersebut berdasar hasil penghitungan sementara KPUD Banten yang ditutup Kamis kemarin.


Bagaimana komentar Marissa? Sayangnya, istri rocker Ikang Fawzi itu enggan diwawancarai dirumahnya di Jalan W.R. Supratman, Ciputat, Tangerang, Banten. Sekilas, rumah dua lantai bercat kuning tersebut tampak lengang, tanpa pengamanan ketat dan jauh dari kebisingan. Di halaman depan rumah yang berdiri di atas lahan sekitar 25 meter x 60 meter itu, terpasang bendera kebesaran PDIP. "Bendera PDIP memang selalu dipasang di depan rumah itu," kata Sarwidi, pedagang makanan keliling yang setiap hari melintas di depan rumah Marissa. Di sudut lain halaman rumah tersebut, tampak diparkir dua mobil, yakni jenis Volvo 960 bernomor polisi B 1510 MF dan Toyota Avanza B 1147 QX. Kedua mobil itu ditempeli stiker bergambar Zulkiefli-Marissa. Saat tombol bel rumah tersebut dipencet, keluar pria yang mengaku bernama Bambang, asisten Marissa. "Mau ketemu ibu, Mas?" ujarnya. Dia menyatakan, Marissa baru masuk ke rumah setelah mengikuti kuliah program doktoral di IPB (Institut Pertanian Bogor). Dia menjelaskan, saat itu, Marissa sedang beristirahat, sehingga tidak bisa diganggu. "Ibu sedang beristirahat. Apalagi, hari ini, beliau puasa Senin-Kamis. Jadi, butuh istirahat ekstra," katanya. Akhirnya, jawaban hanya diperoleh melalui pesan singkat seluler. "Perjuangan saya melawan kezaliman belum sampai di puncak," ungkap Marissa melalui salah satu SMS balasannya.


"Saya hanya bersedia diwawancara setelah perjuangan saya berhasil," demikian bunyi SMS Marissa berikutnya. "Saya masih melawan si Atut, never give up," tegasnya. Marissa memiliki alasan tersendiri menolak diwawancarai wartawan. "Hampir semua media cetak memelintir ucapan saya," jelasnya. Akhirnya Marissa mengirimkan SMS lagi. "Pulanglah wahai saudaraku, nanti saya kabari bila jawaban dari Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung telah kudapatkan," ungkapnya. Menurut jadwal, Mendagri M. Ma’ruf dan Men PAN Taufiq Effendi akan menerima Marissa pada Senin mendatang. "Allahu Akbar," kata Marissa dalam SMS terakhir. jpnn


1 komentar:

  1. Pencurian APBD di Banten dalam Pemilukada Tangerang Selatan 2010

    "Penyimpangan Rp13,08 miliar, Ratu Atut Chosiyah Dihimbau Belajar ke Tangerang Agar Jangan DIpakai untuk Airin Rachmi Diany Pilkada di Tangsel 2010 Ini"

    Sabtu, 26 Juni 2010, 07:58 WIB

    Pemerintah Provinsi Banten diminta belajar laporan keuangan ke Kota Tangerang atau Kabupaten Tangerang sehubungan penemuan Badan Pemeriksa Keuangan tentang penyimpangan APBD 2009 sebesar Rp13,08 miliar.

    "Saya sangat kecewa dan prihatin laporan hasil pemeriksaan (LHP) ditemukan adanya penyimpangan anggaran," kata Agus R Wisas, salah seorang anggota Komisi IV DPRD Banten, Jumat (25/6/2010).

    Ia mengatakan, semestinya Pemprov Banten belajar laporan keuangan ke Kabupaten Tangerang atau Kota Tangerang

    Sebab kedua daerah tersebut sudah tiga kali mendapat penghargaan terbaik Wajar Tanpa Pengecualian (WDP) dari BPK.

    "Jika Gubernur Banten belajar ke daerah itu, kemungkinan dalam laporan hasil pemeriksaan menjadi lebih baik,"ujarnya.

    Kalau Pemprov Banten mau studi banding ke dua daerah itu dan jangan sampai jauh-jauh ke luar daerah.

    Selama ini, BPK menilai laporan keuangan APBD Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang sangat baik sehingga perlu belajar kepada mereka.

    Pengalaman terburuk bagi Pemprov Banten, atas temuan BPK dalam laporan hasil pemeriksaan diindikasikan terjadi penyimpangan anggaran tahun 2009 sebesar Rp13,08 miliar.
    Fz/At/Kl)

    BalasHapus