Warga Banten Desak Digelar Pilkada Susulan

Rabu, 29 November 2006, 05:21:16 WIB
Protes Ke KPUD Gara-gara Tak Bisa Nyoblos Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Tertindas (ART), kemarin mendatangi kantor KPUD Banten. Mereka menuntut digelar Pilkada susulan karena banyak warga yang tidak bisa mencoblos, gara-gara tidak memiliki kartu pemilih.
“PENCOBLOSAN susulan harus diadakan, jika tidak pencoblosan kemarin tidak sah,” teriak salah seorang demonstran. Sementara itu, H.M Mirkibi salah seorang demonstran juga ikut berteriak-teriak di hadapan aparat sambil menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP). “Saya ini asli penduduk Serang dan saya juga punya KTP yang masih berlaku, kenapa bisa tak terdaftar dalam Pilkada ini,” teriaknya. Setelah beberapa saat berorasi, Koordinator Aksi Fauzi Rohman bernegosiasi dengan aparat.
Akhirnya empat orang perwakilan demonstran yakni Mirkibi, warga Sumur Pecung, Serang, Solehah, Supiah dan Tuminem warga Kampung Baru, Kelurahan Kadungan, Serang diizinkan masuk dan diterima anggota KPU Banten HM Sochari. Menurut Mirkibi dirinya sudah melaporkan hal ini ke pengurus RW dan RT setempat, tetapi tidak ada tanggapan sama sekali. Lalu ia meneruskan laporannya ke kelurahan, namun tetap tidak ada tanggapan. Padahal, menurut Mirkibi waktu pemilihan bupati, dan Pilpres dirinya terdaftar dan bisa nyoblos.
“Ini sangat tidak adil, saya pun berhak ikut menentukan nasib Banten,” jelasnya. Hal yang sama juga diungkapkan Solehah. Menurutnya, di keluarganya terdapat empat orang yang seharusnya terdaftar dan bisa nyoblos, tetapi kali ini tak satupun bisa nyoblos. “Kalau terlewat satu orang sih saya maklum, tetapi ini semuanya nggak terdaftar,” tuturnya. Peristiwa yang lebih parah dialami oleh Supiah, sembilan anggota keluarganya tak satu pun bisa nyoblos dan hanya bisa gigit jari saat coblosan. Bahkan salah satu perwakilan demonstran menuturkan di perumahan Taman Banten Lestari, Kelurahan Unyur tepatnya di RT 4/RW 16 seharusnya lebih dari 100 orang bisa nyoblos tapi lagi-lagi tak dapat nyoblos karena tak masuk dalam DPT.
Menanggapi keluhan warga tersebut, Sochari berjanji KPUD akan menindaklanjuti hal ini dan KPUD akan bekerja sama dengan pihak lain untuk mencari solusi. “Kami tidak bisa memutuskan sendiri mengenai masalah ini, kami harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak lain,” jelasnya. Sochari juga meminta perwakilan demonstran untuk mendata warganya yang tidak terdaftar dalam DPT tetapi perwakilan demonstran menolak hal itu, mereka menilai pendataan itu bukan tugas mereka. RM

Pencurian APBD di Banten dalam Pemilukada Tangerang Selatan 2010
BalasHapus"Penyimpangan Rp13,08 miliar, Ratu Atut Chosiyah Dihimbau Belajar ke Tangerang Agar Jangan DIpakai untuk Airin Rachmi Diany Pilkada di Tangsel 2010 Ini"
Sabtu, 26 Juni 2010, 07:58 WIB
Pemerintah Provinsi Banten diminta belajar laporan keuangan ke Kota Tangerang atau Kabupaten Tangerang sehubungan penemuan Badan Pemeriksa Keuangan tentang penyimpangan APBD 2009 sebesar Rp13,08 miliar.
"Saya sangat kecewa dan prihatin laporan hasil pemeriksaan (LHP) ditemukan adanya penyimpangan anggaran," kata Agus R Wisas, salah seorang anggota Komisi IV DPRD Banten, Jumat (25/6/2010).
Ia mengatakan, semestinya Pemprov Banten belajar laporan keuangan ke Kabupaten Tangerang atau Kota Tangerang
Sebab kedua daerah tersebut sudah tiga kali mendapat penghargaan terbaik Wajar Tanpa Pengecualian (WDP) dari BPK.
"Jika Gubernur Banten belajar ke daerah itu, kemungkinan dalam laporan hasil pemeriksaan menjadi lebih baik,"ujarnya.
Kalau Pemprov Banten mau studi banding ke dua daerah itu dan jangan sampai jauh-jauh ke luar daerah.
Selama ini, BPK menilai laporan keuangan APBD Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang sangat baik sehingga perlu belajar kepada mereka.
Pengalaman terburuk bagi Pemprov Banten, atas temuan BPK dalam laporan hasil pemeriksaan diindikasikan terjadi penyimpangan anggaran tahun 2009 sebesar Rp13,08 miliar.
Fz/At/Kl)